Kamu yang Aku Cari, Semoga Tak Perlu Penjelasan Lagi

Hidup terkadang menuntut kita untuk saling menerka, tapi tidak bagi mereka yang telah saling memahami.

Hidup kadang memberi teka-teki, tapi tidak untuk mereka yang saling mengerti.

Hidup kadang memberi jawaban dengan jalan yang tak terduga. Namun itu sudah disadari bagi yang merasa.

Ada sebuah permainan yang sulit untuk dipecahkan. Permainan hati, apalagi yang memonopoli. Semakin banyak tempat yang disinggahi, semakin banyak pula yang menyangka tuan akan menetap di sana. Padahal sang dadu masih selalu digoncangkan dan ditumpahkan. Menghitung-hitung berapa dan kemana lagi.
Ada yang berkata, silahkan pergi kemana saja. Aku akan selalu menjadi rumah terakhirmu. Walaupun rumah itu masih dalam tahap kontruksi. Malah baru sampai pondasi.
Namun, tunggulah sampai rumah itu benar-benar kokoh.
Kokoh untuk melindungimu dari sengatan panas mentari. Melindungimu dari basahnya air langit yang kompak jatuh ke dasar bumi.
Taukah kau, tuan? Rumah yang kokoh itu tiangnya adalah sembahyang.
Rumah itu selalu terbuka, namun enggan menerima selain pemiliknya. Rumah itu selalu terjaga dengan do'a.
Tuan, apa kau mengerti dengan bahasa perumpamaan?? Jika iya aku hanya ingin mengatakan, "Kamu yang aku cari, semoga tak perlu penjelasan lagi." .
.
Tasikmalaya, 13 Februari 2018

Komentar

Posting Komentar