Why Me?

"WHY ME?"
-Awal yang Indah-

"Rabbana ma khalaqta hadza bathila subhaanaka faqinaa 'adzabannaar."

Bismillah...

Tahukah bagaimana sikap seorang filsuf bertanya tentang kehidupan? _"Who Am I?"_ atau _"Where does the world come from?"_
Mereka begitu penasaran dengan apa yang terjadi dalam kehidupan.

Mungkin pertanyaan _"Why me?"_ merupakan salahsatu pertanyaan yang mereka ajukan ketika berpikir perihal eksistensi dirinya terlahir ke dunia. Dan mungkin lagi setiap benak akan bertanya seperti itu namun dalam redaksi yang berbeda-beda.

Kenapa ini menjadi begitu penting untuk dibahas? Jika dianalogikan dalam sebuah drama, setiap pemain terpilih karena mereka dipercaya dan bahkan telah terbukti (melalui _casting_ misalnya) mempunyai skill _acting_ yang bagus. Dan kenapa ada juga temannya yang hanya menjadi seseorang yang menonton dan hanya duduk di tribun. Tersebab drama itu ada untuk ditonton, maka pemain dan penonton itu punya tupoksinya masing-masing . Begitulah konsep kehidupan, setiap apa yang diciptakan mempunyai maksud tertentu, termasuk penciptaan manusia. Namun bedanya, tak ada _casting_ tertentu dalam hal lahirnya kita ke dunia. Kita hanya dipilih menurut takdir-Nya.

*"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, peliharalah kami dari siksa neraka." (QS Ali 'imran (3) : 191)*

Manusia sebagai salahsatu makhluk bergenus Homo dan spesies bernama Homo Sapiens, yang konon secara ilmiah adalah makhluk yang paling lama bertahan hidup. Bahkan kitalah yang berpotensi untuk memelihara bumi. Bukan hewan, gunung dan sebagainya dan sebagainya. Betapa Alloh telah merancang sedemikian kompleksnya, dan mendesain sebegitu indahnya sehingga kita dijuluki makhluk paling sempurna di muka bumi.

Bersyukurlah. Sekarang kita telah lahir dan tumbuh dengan baik. Sekarang tugas kita adalah mencari alasan mengapa kita terlahir, untuk apa dan apa sebenarnya maksud penciptaan diri kita.

Inilah kita sebagai satu-satunya sel sperma dari jutaan sperma yang _'qodarulloh'_ berhasil meraih sel telur (ovum) ibu kita. Ya, _you and me are the winner._

Dalam konteks 'terlahir ke dunia', kita tidak pernah meminta untuk diciptakan seperti apa, atau memilih dilahirkan dimana, dan dari rahim siapa. Inilah kita sebagai amanah yang dititipkan Alloh kepada orang tua kita. Tak perlu sombong jika diciptakan cantik atau tampan dan tak perlu sedih jika diciptakan kurang cantik atau kurang tampan, karena itu titipan. Tak perlu angkuh terlahir di keluarga kaya, dan tak perlu risau terlahir di keluarga miskin. Karena ini ujian.

Tersebab Alloh yang menciptakanmu, maka kewajiban bagimu untuk menaati-Nya. Sebagaimana Alloh menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya.

Setiap manusia bagaimana pun keadaannya mempunyai hak untuk taat yang sama.  Dan satu-satunya alasan 'Why Me?' itu karena Alloh memilihmu. Alloh ingin kamu bisa menikmati Surga (dibaca: nikmat kekal tiada tara dan tidak terbayangkan indahnya) yang telah Alloh siapkan untukmu jika kamu ingat tujuan penciptaanmu dan mengerjakan tugasmu di muka bumi ini.

Maka, mari kita torehkan hal yang Alloh sukai dalam prasasti hidup kita. Karena jika tidak, bukan Ridha-Nya alias surga yang akan menghampiri kita, melainkan neraka yang akan mengancam kita.

(Wallohu a'lam)

Ciamis, 1 Agustus 2017

Komentar

Posting Komentar