Cerita di Ma'had

Fragmen cinta terkisah dengan sempurna dalam sebuah frame berukirkan indahnya ukuwwah Islamiyyah.
Kita tak berurusan dengan perbedaan, yang kita tahu hanya bagaimana menjalankan hidup ini sesuai dengan kehendak-Nya.
Sederhana membuat kami tenteram, karena memang tak banyak yang harus kami pikirkan. Walaupun makan berpiringkan daun pisang, bagi kami itulah sebenarnya nikmat makan.
Adalah keharusan bagi kami untuk terus beristiqomah memperbaiki diri, walaupun dengan modal duduk dan mendengarkan sang guru, yang dengan ikhlas tanpa gaji mendidik kami.
Bagi kami itulah yg menjadikan kami manusia yang sebenarnya, proses humanisasi itulah istilahnya.
Kepingan rindupun menjalar di seluruh bagian qalbu ini. Merindui itu semua membuat aku  ingin kembali dari rantauan sang mahasiswi yang jauh dari lubuk hatinya masih ingin menjadi santriwati.
Aku berharap suatu aku bisa memberi sesuatu untuk majlis itu, sebagai rasa terima kasih dari sang fakir ilmu.
Dan mungkin ada juga suatu moment indah yang ingin kembali terjadi. Apapun itu, aku ingin moment itu terjadi di Surga. Aamiin.  :)

Komentar